Mencapai Work-Life Balance Bagi Generasi Millenial

Adam Chesar
- Rabu, 14 Desember 2022 | 10:00 WIB
Mencapai Work-Life Balance Bagi Generasi Millenial (Azhar Amirul Mudzaki, Mahasiswa Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)
Mencapai Work-Life Balance Bagi Generasi Millenial (Azhar Amirul Mudzaki, Mahasiswa Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)

SEPAK TERJANG - Generasi milenial atau yang biasa disebut generasi Y merupakan generasi yang dicirikan sebagai pengguna aktif platform global. Generasi milenial cenderung lebih suka mengonsumsi informasi digital, bersosialisasi melalui internet dan mencari pengakuan dari orang lain (Karakas, 2015). Sehingga generasi milenial lebih senang menghabiskan waktu untuk bersosialisasi dengan keluarga ataupun teman dan menyalurkan hobinya.

Di sisi lain persaingan perusahaan pada era teknologi saat ini semakin ketat. Hal tersebut menuntut karyawan untuk bekerja terus menerus yang sering kali menyebabkan overworked. Hal ini yang menyebabkan kehidupan generasi milenial kurang seimbang antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi.

Baca Juga: Kenali Penyebab Trauma Hubungan Masa Lalu!

Dampak dari ketidakseimbangan tersebut adalah dapat membuat karyawan mengalami kelelahan baik secara fisik maupun mental. Kelelahan secara fisik yang dirasakan oleh karyawan akan berakibat pada menurunnya produktivitas pekerjaan, kurang fokus dan akan sering berbuat kesalahan.

Selain itu pekerja akan kurang memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan keluarga, teman maupun untuk menyalurkan hobinya. Hal tersebut dapat mengganggu kesehatan mental yang memicu timbulnya stress hingga depresi. Oleh karena itu penting untuk mencapai work life balance. work life balance atau keseimbangan kehidupan-kerja adalah bagaimana seseorang pekerja dapat menyeimbangkan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadinya (greenhaus, 2003).

work life balance memiliki beberapa keuntungan bagi karyawan, diantaranya :

1. Meningkatkan produktivitas

Dengan keseimbangan kehidupan-kerja (work life balance) pekerjaan dan juga non pekerjaan karyawan akan merasa lebih bahagia dan juga termotivasi untuk mengerjakan pekerjaan lebih baik. Perasaan bahagia akan membuat karyawan lebih produktif karena memiliki lebih sedikit tekanan.

Baca Juga: Peraih Nobel Perdamaian 2022 Kompak Kritik Perang Rusia

2. Mencegah stres

work life balance yang buruk bisa dengan mudah memicu stress. Aspek pekerjaan tertentu seperti kurangnya apresiasi, tekanan kerja yang berlebihan dan juga deadline yang banyak bisa berdampak negatif pada kesehatan mental jika tidak bisa mengimbanginya dengan kehidupan diluar pekerjaan.

Terdapat beberapa cara untuk mencapai work life balance, pertama dengan mengatur prioritas waktu dengan baik dan jangan sampai menunda - nunda pekerjaan. Menunda pekerjaan hanya akan mengurangi waktu untuk bekerja dan juga memenuhi aspek work life balance lainnya seperti bersosialisasi atapun me time.

Kedua, menetapkan batasan waktu kerja dan sisikan waktu untuk kegiatan lain. Belajar menolak pekerjaan diluar jam kerja. Bedakan waktu antara bekerja bekerja, bersosialisasi dan untuk diri sendiri. Ketika berhasil melakukan kedua hal tersebut maka karyawan tidak akan sulit untuk mencapai work life balance.

 

Halaman:

Editor: Adam Chesar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X